Login page

register for free

Username Password

Monday, 14 October 2013


Alat Pemotong Styrofoam
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihYd3VjBfzuN6tde5SXoCRWe6GAusoMpKSGemNIDeokvcKTO9GbVatwHSUYIqlrDCqKg4L3xac8TwlIpGuBBRFjVC1U1rLfUFBuIEhLPnaIjN6nTIXHNMNFTvWi7SD3waXoSomDRGA4Qhz/s400/foam+cutter.jpg
A.   Latar Belakang
Penciptaan alat ini didasari atas ketidak tersediaan alat yang dapat dipakai untuk memotong gabus (sterofom, styrofom) di pasaran, kalaupun ada hanya terbuat dari alumunium dan harganya masih cukup mahal dan ada juga hanya alat yang kecil dengan catu daya dari baterai dan alat tersebut sangat tidak efesien untuk pengerjaan yang banyak. Gabus (styrofoam) dapat digunakan sebagai penghias atau karya anak-anak atau sebagai penghias dan pembuatan letter timbul dalam suatu acara misalnya acara pesta, pameran dan bazar.

Alat ini dipergunakan sebagai pengganti alat pemotong yang terbuat dari pisau cutter, gergaji multipleks. Atau alat sejenisnya yang kurang tepat dan kurang baik dalam segi hasil pemotongan dibandingkan dengan alat ini.

Nah berikut kita ajak untuk membuat sendiri alat tersebut; caranya sebagai berikut:

B. Bahan dan Alat
1. Travo 3 A (tansformer) 1 buah
2. Swit on/off 1 buah
3. AC Line In (sourse) 1 buah
4. Lampu LED (light Emiting Diode) warna merah 1 buah
5. Lampu LED (light Emiting Diode) warna kuning 1 buah
6. R (Resistor) 100 KΩ 1 buah
7. Kabel ganda 0,50 2 meter
8. Besi plat 0,5 meter
9. Kawat Baja 0,5 mm (tali gitar no. 1) 1 buah
10. Tripleks ketebalan 1 cm ukuran 30 X 10= 2 lembar
11. Tripleks ketebalan 1 cm ukuran 40 X 10= 2 lembar
12. Tripleks ketebalan 1 cm ukuran 30 X 40= 1 lembar
13. Paku 0,5 inchi secukupnya
14. Lem secukupnya
15. Paku ulir 0,75 inchi secukupnya

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEib6NB3H9Rey241QyOLqhnjB9GytmqjtvBXQ9QTsilmyZpvGdKA683_jI4zhCXwca1zLaoYo7NCLxKDvgyk2-ZyhWg8yr1Pa9nmysIPUh68EgsU-cLr5-Nj80CC6e4jZIkNOTSd9drPs4mT/s400/Sterofom+advertising.jpg
C. Cara Pembuatan

Langkah Pertama:
1. Tripleks ketebalan 1 cm ukuran 30 X 40 CM, triplek ketebalan 1 cm ukuran 40 X 10 cm dan ketebalan 1 cm ukuran 30 X 10 cm, disatukan sehingga menjadi kotak.
2. Lalu pasang besi plat dibuat leter L sebagai penyangga kawat baja 0,5 mm (kawat senar gitar no. 01).
3. Pasang kawat baja 0,5 mm kedalam besi penyangga dan didalam kotak yang telah dirangkai

Langkah Kedua
1. Buat pelubang agar kawat baja 0,5 dalam hal ini dipakai kawat gitar no. 1, agar tali kawat tersebut dapat tembus kedalam sehingga dapat dihubungkan dengan travo.
2. Hubungkan semua komponen yang ada dengan solder dan pastikan bahwa pemasangan dilakukan dengan hati-hati dan akurat sesuai skema gambar terlampir.
3. Pastikan bahwa semua komponen terpasang dengan benar dan sebelum dicoba dengan arus listrik, cobalah dengan menggunakan multitester dan cek apakah semua berjalan dengan benar.

D. Cara Penggunaan
1. Sediakan tempat kerja yang bersih dan bagus
2. Pastikan bahwa gabus yang akan dipotong tersedia
3. Pasang AC Line ke dalam saklar AC, lalu pastikan bahwa indikator Lampu sourse menyala yang ditandai dengan warna merah.
4. Tekan tombol Swith On dengan indikator lampu hijau menyala
5. Pasangkan gabus yang telah tersedia kedalam tali kawat maka gabus akan terpotong
6. Setelah selesai matikan tombol Swith Off dengan indikator lampu hijau
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqwCTdyZZo_-Vo3XkkWTHrNqEj5BQPctCN1Su49yZG3Ux0seodPbfrtG8e_1cjeTUXmLVRWSM6ujFHYjXuiVOiDxwu3yAwGNOg8uk8vduuw1n_V1tX5FQ5tgcIvv4YylCNMvX5p46X-WQz/s400/steoroform%252Cstyroform%252C+pemotong+gabus.jpg
bentuk sederhana alat pemotong styrofoamhttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwOwKIsVy3DgKsau4BUTyxCaOn4FtkUqZ2QaWFvVAiK8SJcF917dby86pEFpGbE0h8ZY1ybv6pryv3az8_NEZEtVnxzbB8OaawaUxMOYcGY1uNmV680WAbkQZN6MJtAser1V7ZlJ6k0BqN/s400/styrofom%252C+treoform1.jpg

skema pemasangan komponen bagian dalam alat pemotong gabus

kisah neil armstrong masuk islam
 setelah mendengar adzan di bulan

n

Neil Armstrong adalah orang pertama yang mendarat di bulan. Neil pergi ke bulan menggunakan pesawat ruang angkasa USA bernama Apollo, bersama rekannya Buzz Aldrin. Pergi ke bulan merupakan hal yang amat menakjubkan bagi Neil. Saat-saat masa keberhasilannya itu, tak pernah ia lupakan.
Sampai akhrinya 30 Tahun berlalu,
Saat itu neil memutuskan untuk mengambil cuti kepada pihak NASA. Ia menghabiskan liburannya dengan berwisata ke Mesir. Ini kali pertama ia mengunjungi Kairo,atau pertama kalinya ia mengunjungi sebuah negeri Islam dalam rangka berwisata mencari hiburan dan mengembalikankesegaran setelah penat menghadapi rutinitas pekerjaan.
Beralih ke Mesir, akhirnya neil bersama wisatawan lain sampailah ke sebuah hotel yang terletak di tengah kota Kairo. Setelah beres mengurus registrasi, dengan tertatih dia pergi menuju kamarnya untuk beristirahat setelah letih menempuh perjalanan yang cukup jauh dari Amerika menuju Kairo. Dan ketika dia berbaring di ranjang, tiba-tiba terdengarlah kumandang adzan...
Allahuakbar.. Allahuakbar..
Ketika mendengar seruan itu, ia berpikir bahwa ini bukan pertama kali ia mendengar seruan seperti ini. Neil berpikir keras dimana dia pernah mendengarnya sebelumnya? Neil terus berusaha mengingat, tetapi dia tetap tidakmampu menemukan jawabannya.
Kemudian ia duduk, berdiri dan berjalan menuju kamar kecil, kemudian pergi mengambil makanan fast food sebelum turun untuk makan malam di lantai dasar.
Di ruang makan ketika dia sedang mengunyah sisa makanannya sambil ngobrol bersama dua orang temannya, kembali terdengar kumandang adzan dari salah satu menara mesjid yang banyak tersebar di Kairo, ia pun lantas terdiam, mencoba menyimak & menghayati lantunan kalimat-kalimat adzan yang didengarnya.
Kemudian dia berseru memanggil salah seorang pelayan yang ada disana & bertanya dengan bahasa inggris, apakah kamu bisa berbahasa inggris?
Si pelayan menjawab, bisa sedikit tuan.
Neil tersenyum & berkata, seruan apa yg barusan tadi terdengar?
Pelayan tadi menjawab, maaf saya tidak mengerti maksud tuan.
Neil berisyarat mengumandangkan adzan dengan terbata terbata, Allahu akbar Allahu akbar.
Pelayan kemudian berkata, itu panggilan untuk sholat, panggilan kepada seluruh kaum muslimin untuk pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat yg dilakukan lima kali sehari.
Neil pun mengucapkan terima kasih atas penjelasannya. Kemudian dia melanjutkan makan malamnya dengan duduk diam tanpa berkata apapun. Tiba-tiba ia bangkit dan meninggalkan teman-temannya lalu naik menuju kamarnya sambil berpikir, pasti aku mendengarnya di salah satu film yg pernah aku tonton. Sejenak dia berhenti berpikir, ataupun mungkin di tempat lain?.
Ah tidak, bukan di film, aku mendengarnya dgn telingaku sendiri menggema di udara, tetapi dimana? Sampai dia beranjak tidur pernyataan ini masih berputar di kepalanya. Ketika fajar menyingsing, Neil terbangun oleh suara adzan yang kembali berkumandang membelah angkasa :
Allahu akbar………Allahu Akbar………
Dia pun segera bangkit, duduk di tepi ranjang seraya mengerahkan segenap perhatiannya untuk mendengarkan suara itu, bersamaan dengan berakhirnya kumandang adzan, Neil teringat kembali bayangan tiga puluh tahun silam yang masa itu merupakan masa gemilang dalam hidupnya. Ketika itu dia mengendarai pesawat luar angkasa milik USA , Apollo, yg merupakan pesawat pertama dalam sejarah yg mampu mendarat di bulan. Tiba-tiba ia sadar bahwa Ya, disanalah aku mendengar seruan ini untuk pertama kalinya dalam hidupku. ungkapnya.
Kemudian dia berseru dalam bahasa inggris tanpa sadar, Wahai Tuhan yang Maha Suci, Ya Tuhan, benar aku ingat bahwa disanalah, dipermukaan bulan itu aku dengar seruan itu untuk pertama kalinya dalam hidupku, dan disini, di Kairo, aku mendengarnya di bumi.
Kemudian dia membaca sesuatu dan berusaha untuk kembali tidur, tetapi dia tidak bisa, diambilnya sebuah buku dari dalam tasnya dan mulai membacanya untuk merintang waktu hingga pagi menjelang, dia membaca tetapi pikirannya melayang entah kemana dan dia sama sekali tidak mengerti isi buku yang dibacannya.
Dalam hati dia berharap untuk mendengar lagi seruan itu. Hingga pagi dia membaca seperti itu dengan harapan akan kembali mendengar suara adzan, tetapi seruan yang ditunggu tidak kunjung terdengar.
Akirnya dia bangkit dan pergi ke kamar kecil dan mencuci mukanya, dengan cepat ia turun ke ruang makan untuk sarapan. Setelah itu dia pergi bersama sekelompok wisatawan untuk berkeliling, sementara itu seluruh panca ineranya dia pasang untuk menantikan saat dimana dia akan kembali mendengar lantunan seruan yang menggugahnya itu. Dia ingin meyakinkan dirinya sebelum memberitahukan wisatawan yang lain akan hal penting ini.
Kemudian rombongannya memasuki sebuah Museum Firaun dan di saat itu ia kembali mendengar kumandang adzan yang mengalun merdu dengan irama yang indah dari sebuah pengeras suara di museum. Neil meninggalkan rombongannya dan berdiri disamping pengeras suara itu sambil memperhatikan dengan seksama, di pertengahan adzan dia berseru memanggil temannya, hei, kesini, dengarkan seruan ini.
Teman-temannya datang menghampiri dengan heran. Ketika salah seorang kelihatan akan berbicara, Neil memberi isyarat kepadanya agar diam dan mendengarkan seruan itu. Barulah setelah adzan selesai, Neil bertanya kepada mereka, apakah kalian mendengarnya?
ya, jawab mereka.
tahukah kalian dimana aku pernah mendengarnya sebelum ini? Aku mendengarnya di permukaan bulan pada tahun 1969.
Berserulah teman dekatnya, Mr. Armstrong, mari kita kesana untuk bicara sebentar. Kemudian mereka berdua pergi ke salah satu sudut & mulai bercakap-cakap tentang perasaannya yang aneh.
Tak lama kemudian Neil meninggalkan rombongannya dan mencegat taxi untuk pulang ke hotel, diwajahnya terlihat kemarahan dan emosi yg berkecamuk. Bagaimana mungkin dia berkata bahwa aku mengada-ada dan aku telah gila? pikirnya.
Neil berdiri di kamarnya selama dua jam sambil berbaring di atas ranjang sambil menunggu-nunggu suara adzan kembali, dan saat itu terdengarlah adzan Ashar.
Allahu Akbar Allahu Akbar
Neil bangkit dari posisinya, berdiri lalu membuka jendela dan untuk kesekian kalinya memperhatikan seruan itu, kemudian dia berseru, tidak,aku belum gila, aku tidak gila, aku bersumpah demi Tuhan bahwa inilah yang aku dengar di permukaan bulan.
Neil turun ke ruang makan agak terlambat agar tidak bertemu dengan temannya.
Sampailah ketika hari liburnya berakhir, Neil beserta wisatawan lain akan pulang ke Amerika.
Neil sengaja menghindari semua teman-teman seperjalannya, hingga mereka kembali ke Amerika.
Di Amerika Neil berusaha mendalami agama Islam, disaat itu ia mulai tertarik dengan Islam. Akhirnya, beberapa bulan kemudian, ia mengumumkan keislamannya, dan mengungkapkannya dalam suatu wawancara bahwa ia menyatakan masuk islam karena dia telah mendengar kumandang adzan dengan telinganya sendiri di permukaan bulan.
Asyhadu an laa ilaaha illallaah
Wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullaah
Tetapi tak lama kemudian datanglah sepucuk surat dari NASA, berisi keputusan tentang pemecatannya dari pekerjaannya. Pendeknya NASA berlepas diri dan tidak mau membantu astronot yang pertama mendarat di bulan itu, karena dia menyatakan diri masuk Islam, dan menyangkal tentang terdengarnya adzan di permukaan bulan.
Neil Armstrong berseru dalam sebuah majalah mempertanyakan pertanggung jawaban mereka perihal keputusan pemecatannya, Memang aku kehilangan pekerjaanku, tetapi aku menemukan Allah.
Sumer.blogger